Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Rumit

Sering kali aku mendapat pertanyaan, "kamu kenapa mau jadi muslim?" "bukan nya di Islam aturan nya banyak banget ya?" "kok kamu mau sih masuk agama yang banyak aturan?" dan lain sebagainya. Mungkin buat kebanyakan orang, Islam tuh agama yang strict. Tapi bukan kah tiap agama punya aturan nya masing masing? Tergantung kita nya gimana? Buat ku, Islam itu gak serumit yang orang orang pikir. Di umur 20 tahun ku ini, aku memang belum banyak mendalami tentang ilmu agama ku sendiri. Aku terlahir sebagai muslim dan hanya menjalani apa yang orang tua suruh. Mulai dari hal kecil, memakai kerudung, itu berawal dari suruhan. Mengapa aku harus pakai kerudung? Belum lagi panas nya, keringetan, dan harus pakai baju yang tertutup. Bukan kah itu berat? Ya, itu berat. Belum lagi komitmen sama Allah Swt., menjalankan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah Swt., dan menjauhi laranganNya. Bersikap sebagai muslimah sewajarnya. Menurut ku, itu bukan hal yang mudah. Tapi bukan berart...

Dialog Hujan

Andai aku bisa berdialog dengan sang hujan, akan ku tanyakan padanya Mengapa engkau turun di waktu senja? Rintik mu membasahi pipiku, yang semakin lama semakin deras Ku usap lembut pipiku sambil bertanya Apakah engkau pengganti air mata ini yang semakin lama semakin mengering? Andai aku bisa berdialog dengan sang hujan, akan ku tanyakan padanya Mau kah kamu mengiringi dan menemani langkah kecil ku menuju rumah? 19 Desember 2017 Firlita Alayya Adzani

Imajinasi

Aku bersembunyi di balik selimut Aku bersembunyi di balik tembok Aku bersembunyi di balik keramaian Menatap engkau dari kejauhan Menatap indah nya parasmu Semakin ku melihat mu, semakin ku tenggelam dalam imajinasi Semakin lama ku menatap mu, semakin lebar senyum di bibir ku Hati ini tidak berhenti berdebar Apakah engkau alasan dibalik senyum ku?

Keajaiban

Kalian suka menunggu gak? Kalau aku pribadi, menunggu itu ada 2 kategori. Yang pertama nunggu gojek dateng sambil dengerin lagu pake headset, yang kedua nunggu kepastian dari Allah Swt. Kalau nunggu gojek, kita bisa mantau dari GPS,  si mamang gojek nya udah sampe mana. Kalau mamang nya nyasar? Bisa di chat atau telfon. Bagaimana hal nya dengan nunggu kepastian dari Tuhan sendiri? Gak ada yang bisa mantau, gak bisa di sms, whatsapp, line, atau pun telfon. Video call apa lagi. Tapi justru, nunggu sesuatu yang gak bisa pantau itu lah yang menurut ku sesuatu yang bisa disebut magical . Bukan magic ala ala pesulap ya, magic yang ini beda. Kalian pasti pernah dong berdoa, minta pertolongan Allah, minta sesuatu dari Allah yang jangka waktu diwujudkan nya pendek. Maksud ku, doa hari ini pengennya besok dikabulin. Gak mungkin gak pernah, karena aku juga pernah. Doa itu gak salah, minta sesuatu dari Allah itu gak salah. Karena kalau bukan dari Dia, mau dari siapa lagi? Aku seorang muslim ...

Ada

Singkat cerita, aku adalah seorang muslim dari lahir. Orang tua ku menerapkan ajaran Islam semenjak aku kecil. Kini aku sudah beranjak dewasa dan alhamdulillah, masih seorang muslim. Namun ada suatu hari dimana aku menanyakan tentang agama ku sendiri. Lebih tepatnya bukan menanyakan, hanya saja aku merasa kurang yakin. Ya, aku sudah mengenakan kerudung sejak duduk di bangku 1 SMP. Namun bukan berarti aku seseorang yang mahir dalam ilmu agama. Awalnya karena suruhan, semakin dijalani semakin nyaman diri ini mengenakan kerudung. Beranjak ke SMA hingga kuliah saat ini. Di Indonesia, aku tidak merasakan bahwa kerudung itu sebuah pelindung diri ini. Kerudung semata mata hanyalah trend fashion masa kini. Detik ini, aku menginjakan kaki di sebuah negara dimana populasi muslim adalah minoritas. Aku berpikir, akan kah kerudung menjadi pelindung ku? Dan jawaban nya iya. Aku merasakaan kekuatan yang diberikan oleh kerudung padaku. Bukan hanya kerudung, sajadah & mukena serta Al-Quran pun menj...

Mimpi

Setiap manusia pasti punya tujuan masing masing, sama hal nya diriku. Aku telah hidup dalam aliran sungai yang bermuara di suatu tempat. Membiarkan setiap detik kejadian terlewat begitu saja, tanpa memaknai nya. Mungkin untuk beberapa orang itu hal yang biasa karena manusia terbiasa lupa. Namun buat ku, kejadian yang telah lewat itu lah yang membawa kita ke tempat yang sekarang ini. Jatuh dan bangun di sebuah kehidupan, itu hal yang biasa. Karena dari situ kita akan belajar bagaimana hidup itu berjalan. Dari awal, aku bermimpi untuk menjadi seorang Dokter Gigi. Namun impian itu kandas dan aku harus berpaling ke hal lain. Di umur 20 tahun ku ini, tidak seperti teman-per-kuliahan ku lain nya, aku tidak punya mimpi seperti mereka. Disaat anak anak lain sudah siap untuk menjalankan misi mereka demi visi yang tercapai, bagimana dengan diriku? Ya, diri ini masih mengikuti alur sungai yang entar dimana ujungnya. Mimpi itu gak mesti sesuai apa yang kamu pelajari sekarang. Mimpi itu unlimited. ...

Izinkan Aku

Izinkan aku untuk sendiri. Menghirup oksigen yang tersebar di muka bumi ini. Izinkan aku untuk sendiri. Menikmati setiap detik yang lewat di hidup ini. Izinkan aku untuk sendiri. Memfokuskan diri di dunia perkuliahan. Izinkan aku untuk sendiri. Karena aku sedang menunggu seseorang yang dititipkan Tuhan untuk melindungi ku.

Apa?

Waktu berjalan dengan cepat. Saking cepatnya, tidak kusangka waktu sore datang. Dengan spontan, beberapa kata keluar dari mulut ku. Ku menanyakan status ku. Ku menanyakan untuk apa kuliah ku ini. Ku menanyakan untuk apa aku hidup. Ku menanyakan mengapa aku disini. Seperti sindrom umur 20 lain nya, Aku menanyakan tentang eksistensi ku di bumi ini. Mau jadi apakah aku di masa depan nanti? Dulu, aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter gigi dengan gelar ortodontis di belakang nama ku. Namun, pupus sudah harapan ku. Lalu, cita-cita ku sekarang apa? Setelah lulus nanti, mau jadi apa? Melihat teman-teman bermimpi, membuat ku semakin rendah. "Gua kepengen punya perusahaan." "Gua kepengen lanjut S3 sampe dapet gelar professor." "Gua mau jadi menteri." Aku mau jadi apa? Tolong jangan tanyakan pada ku sekarang. Sebab, aku tidak tahu jawaban nya.